1. Wujud (Ada) - ﻭﺟﻮﺩ
Adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan nya, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Dalil Aqli
Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli
جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
"Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari." (QS. AS sajdah:4)
2. Qidam (Dahulu/Awal) - ﻗﺪﻡ
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah sebagai Pencipta yang lebih dulu Ada daripada semesta alam (yang Ia ciptakan).
Dalil aqli
Qidam hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah SWT. Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara hadits dan qodim. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat nya) mislakan A, dan muhdits A mesti membutuhkan Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya (tidak ada ujung), maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Setiap tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal sehat. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib dan pasti bersifat Qidam.
Dalil Naqli
هوالاول والاخروالظاهروالباطن
"Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin." (QS. Al-Hadid:3)
3. Baqa’(Kekal) - ﺑﻘﺎﺀ
Allah merupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena allah bersifat Baga' (Kekal).
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak wajib Baqa' (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu).
Dalil Naqli
كلشئ هالك إلاوجهه
"Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya." (QS. Qoshos:88)
4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya) - ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan yang ia ciptakan, tidak ada hal di dunia ini yang menyerupainya.
Dalil Aqli
Apabila Allah menyerupai makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah sebuah hal yang mustahil.
Dalil Naqli
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
"Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Nya (Allah), dan dia lah (Allah) yang maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Asy-Syuro:11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) - ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Dalil Aqli
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur (peristiwa berputar) atau tasalul (peristiwa berantau).
Dalil Naqli
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
"Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta." (QS. Al Ankabut:6)
Artikel Lainnya: Perbedaan Nabi dan Rasul
6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) - ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Artinya Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk lain dan tanpa membutuhkan proses atau waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang bisa mencampurinya.
Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
"Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak." (QS. Al Anbiya:22)
7. Qudrat (Berkuasa) - ﻗﺪﺭﺓ
Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Dalil Aqli
Jika Allah tidak berkemampuan maka Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk hidup maupun seluruh alam semesta ini.
Dalil Naqli
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
"Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah:20)
8. Iradah (berkehendak) - ﺇﺭﺍﺩﺓ
Allah SWT telah menciptakan alam semesta beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada campur tangan dari pihak lain, Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti akan terjadi.
Dalil Aqli
Seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah hal yang mustahil, sebab hal itu akan berakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah merupakan hal yang mustahi, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
ان ربك فعال لمايريد
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki." (QS. Hud:107)
9. Ilmu (Mengetahui) - ﻋﻠﻢ
Allah SWT memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya ilmu Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
وهوبكل شيى عليم
"Dan dia (Allah) maha mengetahui segala sesuatu." (QS.Al Hadid:3 & QS.Al Baqaroh:29)
10. Hayat (Hidup) - ﺣﻴﺎﺓ
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya: Kambing ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mebutuhkan makanan, minum dan lainnya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot merupakan hal mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu barang sedikitpun.
Dalil Naqli
وتو كل على الحى الذ ى لايمو ت
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati." (QS. Al-Furqon:58)
11. Sama’ (Mendengar) - ﺳﻤﻊ
Allah SWT dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu sangat pelan.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran Ciptaan-Nya karena Ia tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran Ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Maidah:76)
12. Basar ( Melihat ) - ﺑﺼﺮ
Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak dapat dihalangi oleh penghalang (misal: dinding).
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, sekecil apapun, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya akan terlihat oleh Allah SWT.
”Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 265)
13. Kalam (Berbicara / Berfirman) - ﻛﻼ ﻡ
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
"Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas.” (QS. AnNisa’:164)
14. Kaunuhu Qadirun - ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu.“ (QS. Al Baqarah:20).
15. Kaunuhu Muridun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud:107)
Artikel Lainnya: 16 Keutamaan di Bulan Ramadhan
16. Kaunuhu ‘Alimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.“ (QS. An Nisa’:176)
17. Kaunuhu Hayyun - ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati." (QS. Al Furqon:58)
18. Kaunuhu Sami’un - ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.“ (QS. Al Baqoroh:256)
19. Kaunuhu Basirun - ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Al Hujurat :18)
20. Kaunuhu Mutakallimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al-Quran telah kita jaikan pedoman hidup, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT.
Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT jumlahnya sama dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu sebanyak 20 ( dua puluh ) sifat, yaitu :
1. ‘Adam
Adam artinya tidak ada .
Alam semesta ini ada yang menciptakan yitu Allah SWT. Tidak mungkin alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin diciptakan oleh manusia atau mahluk yang lain. Yang menciptakan adalah Allah. Maka mustahil Allah SWT tidak ada (‘Adam) .
“Dan dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, pengelihatan dan hati( tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan Dia telah menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepadanNya-lah kamu akan dihimpunkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Mengapa kamu tidak memahaminya?”.(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 78-80 )
2. Huduts
Huduts artinya baru atau ada pemulaannya.
Setiap yang baru atau ada permulaannya akan selalu didahului dengan tidak ada. Sesuatu yang tidak ada kemudian ada, pasti ada yang membuat atau menciptakan. Maka mustahil Allah SWT bersifat Huduts, sebab siapa yang menciptakan Allah SWT ? Setiap sesuatu yang Huduts pasti ada akhirnya sehingga tidak ada lagi. Hal ini jelas mustahil (tidak mungkin) bagi Allah SWT.
"Dialah yang awal dan akhir, yang dhahir dan yang bathin. Dan Dia maha Mengetahui segala sesuatu”. ( QS. Al-Hadid / 57 : 3)
3. Fana’
Fana’ artinya rusak.
Mustahil Allah SWT yang mengendalikan seluruh alam semesta yang amat rumit ini bersifat fana’ (rusak).
”Semua yang ada dibumi akan binasa. Dan tetap kekal Dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS Ar-Rahman/55 : 26-27)
4. Mumastalatu lil khawadist
Artinya menyerupai yang baru atau makhluk. Manusia saja jika membuat barang tentu tidak bisa sama persis dengan dirinya. Tidak mungkin Allah yang Maha Sempurna menciptakan mahlukNya sama dengan Dia sendiri.
”Dan tidak ada seorangpun yang sama dengan Dia (Allah)”. (QS Al-Ikhlas/112 : 4).
5. Ihtiyajuhu lighairihi.
Artinya membutuhkan sesuatu kepada selain dariNya.
Allah SWT adalah Maha Kaya. Mustahil Allah membutuhkan yang lain. Allahlah yang menciptakan semua makhluk dan memberi nikmat kepada semua makhluknya tetapi Dia tidak pernah mengharapkan imbalan.
”Dan Dialah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang yang membutuhkan-Nya”. (Q.S. Muhammad / 47 : 38 )
6. Ta’addud
Ta’addud artinya berbilang atau lebih dari satu.
Muastahil Allah lebih dari satu, sebab jika Allah ada dua atau lebih, pasti akan terjadi perbedaan pendapat. Misalnya dalam pengaturan peredaran planet-planet dan bintang-bintang. Bila terjadi perbedaan cara pengaturan peredaran planet-planet dan bintang maka akan terjadi tabrakan. Kenyataannya planet-planet dan bintang-bintang selalu teratur beredar menurut garis edarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu sumber pengaturnya yaitu Dzat Yang Maha Esa Yaitu Allah SWT.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. (QS al-Anbiyaa/21 : 22).
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu salah seorang dari yang tiga padahal sekali-kali tidak ada tuhan selain dan Tuhan Yang Maha Esa jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu, maka orang-orang kafir diantara mereka disentuh siksa yang pedih”. (Al-Maidah : 73)
7. ‘Ajzun artinya Lemah.
Manusia mempunyai kekuatan pikiran dan fisik yang dengannya dapat memanfaatkan alam untuk meningkatkan taraf hidupnya. Manusia adalah ciptaan Allah. Jika manusia memiliki kekuatan apalagi Allah SWT, maka mustahil Allah bersifat lemah.
“Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah, baik yang di langit maupun yang di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS Fathir/35 : 44)
8. Karahah artinya terpaksa.
Allah SWT melakukan sesuatu tanpa ada yang mempengaruhi secara terpaksa atau ada yang memaksa. Tidak mungkin Allah Dzat yang maha berkehendak melakukan suatu perbuatan atas dasar perintah pihak lain. Maka mustahil Allah SWT bersifat Karahah (terpaksa), diperintah atau diancam agar mau menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap segala yang Dia kehendaki." (Q.S. Hud : 107).
9. Jahlun artinya Bodoh
Manusia diciptakan Allah masing-masing mempunyai keistimewaannya sendiri-sendiri. Ini menunjukkan bahwa ilmu Allah sangat luas atau maha luas. Allah SWT memberikan ilmu kepada manusia maka mustahil Allah SWT bersifat Jahlun atau bodoh.
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (oleh Allah) melainkan hanya sedikit saja”.(QS Al Israa/17 : 85)
10. Mautun artinya Mati.
Allah menghidupkan dan mematikan mahlukNya. Mahluk Allah seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan yang hidup karena kehendak Allah, dan mustahil Allah sebagai penciptanya bersifat mautun atau mati sebab Allah Maha Hidup.
”Allah tidak ada tuhan selain Dia yang maha hidup, kekal, dan terus menerus mengurus ( mahlukNya ) tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS al-Baqarah/2 : 255).
11. Shamamun artinya tuli.
Allah mendengar setiap doa orang yang beriman walaupun hanya berupa bisikan di dalam hati sebab Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui. Oleh sebab itu mustahil kalau Allah bersifat Shamamun (tuli).
"Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al Baqarah/2 : 256).
12. ‘Umyun artinya Buta.
Manusia, binatang diciptakan oleh Allah dengan diberi indra mata untuk melihat. Apalagi Allah yang Maha Melihat maka mustahil juka Allah bersifat ‘umyun ( buta ).
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembuyikan oleh hati. Sesungguhya Allah Dialah yang maha Mendengar Lagi Maha Melihat”. (QS Al-Mu’min/ 19-20)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (QS Al An’am/6 : 103).
13. Bukmun artinya Bisu.
Allah SWT menurunkan wahyu kepada para nabi, dari wahyu itu kemudian terhimpun kalamullah yang tertulis dalam kitabullah. Adanya al-Qur’an yang berisi firman Allah membuktikan bahwa mustahil Allah bersifat bukmun (bisu).
“Para rasul itu kami lebihkan sebagian atas sebagaian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah bercakap-cakap (langsung dengannya) dan Allah meninggikan sebagian dari mereka beberapa derajat”. (QS Al Baqarah/2 : 253).
14. ‘Aajizan
Áajizan artinya maha lemah. Mustahil Allah bersifat Maha Lemah.
15. Mukrahan
Mukrahan artinya Maha Terpaksa. Mustahil Allah bersifat Maha Terpaksa.
16. Jaahilan
Jahilan artinya Maha Bodoh. Mustahil Allah bersifat Maha Bodoh.
17. Mayyitan
Mayyitan artinya Maha Mati. Mustahil Allah bersifat Maha Mati.
18. Ashammu
Ashammu artinya Maha Tuli. Mustahil Allah bersifat Maha Tuli.
19. A’ma
A’ma artinya Maha Buta. Mustahil Allah bersifat Maha Buta.
20. Abkamu
Abkamu artinya Maha Bisu. Mustahil Allah bersifat Maha Bisu.
0 komentar:
Posting Komentar